Malam ini aku sangat merindukan dirinya. Dia adalah kekasih hatiku.
Namun aku sering merasakan sepertinya dia tidak merasakan kerinduanku yang
setiap harinya hadir. Memang sih mungkin di anggapnya tidak wajar jika dalam
hitungan menit aku sudah merindukannya. Ya namanya wanita selalu saja dibawa
perasaan. Tapi itulah aku dengan segala kekuranganku yang ada saat ini. Tapi
aku yakin Insya Allah mungkin suatu hari nanti dia akan merasakan kerinduan
kepadaku seperti yang aku rasakan. Karena semua wanita pasti merasa senang jika
selalu dirindukan
Di sela sela kerinduanku, aku
membuka foto-fotoku yang aku update di salah satu sosmed. Makin merindukan dan
aku seakan kembali mengingat kisah indah bersama kekasihku. Pertualangan
pertamaku dimulai saat perjalanan menuju kebun teh sidamanik. Senyum rasa hati
ini untuk menceritakannya, ini adalah pertualangan pertamaku disaat aku sangat
menyayanginya dan berharap dia kekasihku menyambut hangat kasih sayang yang aku
miliki ke dia walaupun aku tau dia tidak pernah mencintaiku apalagi
menyayangiku. Sebenarnya aku sudah “down” disana sepertinya cintaku bertepuk
sebelah tangan. Tidak ada sinyal darinya.
Namun aku terus berdoa pada saat di
kebun teh aku memohon “Ya Robb tunjukan kepadaku atas perasaan yang aku miliki
tidak salah ke orang yang aku tuju”. Senyum kembali bibir munggilku, dalam
hitungan detik disela sela sesi pemotretan dia mengajakku buat berfoto bersama,
walapun itu bukan tanda yang kuat bagiku namun setidaknya ada sinyal yang hidup
saat itu. Semenjak itulah kisah pertualangan cintaku dimulai. Dengan sifatnya
yang tempramen dan sifatku yang cemburuan habis. Namun akhirnya kami menjalin
suatu ikatan yang indah.
Pertualangan kedua adalah kekasihku
mengajak aku untuk jalan jalan kebrastagi, pas berketepatan setelah tahun baru.
Hari minggu tanggal 3 Desember 2015. Ga taunya lewat brastagi lagi alias sipiso
piso kabanjahe dengan mengenderai kuda besi kekasihku yang diberi nama oliv. Ya…aku
akui aku baru kali ini merasakan kenikmatan kebahagiaan bersama kekasihku. Dia
tau apa keinginanku. Menikmati alam adalah hobiku sebenarnya, apa lagi jika ada
camping di alam terbuka. Dibandingkan jalan ke mall seperti wanita-wanita zaman
sekarang. Satu lagi hobiku adalah makan, kuliner jajanan kampong apalagi. Hemmmm….sesampai
di kabanjahe yang menempuh waktu selama 3 jam lebih yang membuat bokongku
terasa berapi dan berasap karena diatas kuda besi yang sudah terlalu lama.
Sesampai disana kekasihku mengajak aku
ke kaki dasar danau toba dengan perjalanan yang cukup terjal namun mengasikkan.
Jujur aku bahagia sekali melihat pemandangan yang hijau. Subhanalah.. sungguh
indah ciptaan allah yang begitu maha karya. Sepanjang jalan kami berdua selalu
bercanda. Sebentar kami berhenti dan kekasihku menyempatkan diri untuk memfoto
diriku bak model propesional. Aku bahagia sekali karena kau merasa dihargai
sebagai wanita yang sesungguhnya. Aku merasa Allah telah menggantikan air mata
ini menjadi air mata kebahagian buatku saat itu.
Sampai di sipiso piso, kami pun
makan siang disana. Sudah jam 14.30 kami berencana kembali kemedan agar tidak
kemalaman. Maklumlah diriku adalah anak yang selalu dicariin jika pulang
terlalu malam. Namun kejadian terjadi, ban kuda besi oliv kami bocor mending
jika kempes bisa isi angin. Sayangnya Ini bocor, alamak…aku sudah gelisah dan
sebenarnya khawatir dengan sangat. Karena gak ada yang buka tempel ban daerah
dekat situ. Yang ada jauh didepan sepanjang 5 Km jika ga salah ya dan aku
berusaha menghilangkan ketakutanku. Sembari aku berdoa “Ya Allah lindungi
perjalanan kami dan apakah ini adalah teguran-Mu ya Rabb karena kami tidak
melaksanakan perintahmu yaitu sholat zuhur “. Sepanjang jalan aku selalu
melihat kebelakang untuk melihat kekasihku yang sedang mendorong olivnya. Keringatpun
bercucuran, senyum kembali tersimpul dibibirku dengan perasaan luar biasa
pertualangan hari ini.
Allah maha menyayangi, mungkin ini
adalah rezeki kami berdua, ada yang kasihan melihat kami yang sudah mulai
kelelahan mendorong si oliv. Mobil pick up berhenti pas didepan kami. Ada seorang
bapak dan anaknya menawarkan jasanya untuk membantu kami membawa si oliv ke
bengkel depan. Alhamdulillah ya robb dalam hatiku, kamipun di antar ke bengkel
terdekat. Bapak itu terlalu baik. Aku hanya bisa mendoakannya hingga sekarang
semoga dia dan anaknya dilimpahkan rezeki yang melimpah sebab sudah ikhlas
menolong sesama walapun tidak seagama. Ternyata indah kebersamaan dan toleransi
antar manusia itu. Ban oliv pun diganti, dan lagi-lagi syukur Alhamdulillah
tepat hari itu juga adalah hari terakhir bengkel itu buka. Jujur tidak ada yang
buka bengel satupun karena mayoritas didaerah tersebut adalah beragama nasrani
dan bertepatan esok akan Natal.
Kamipun melanjutkan pertualangan
kami menuju medan. Tak lupa pula kami singgah untuk melaksanakan sholat ashar
di Masjid Raya Kabanjahe. Kekasihku ini hebat, hebat dalam segala bidang, hebat
buat orang cemas, satu hal lagi dia sepertinya bahagia melihat wajah
ketakutanku saat itu. Walaupun aku tau dia juga ada rasa khawatir jika hal yang
tidak di inginkan terjadi selama perjalanan kami. Tapi Allah Maha Penyayang, karena
setiap perjalanan kami selalu diniatkan yang baik yaitu menikmati indahnya
ciptaan Allah. Ini adalah kisah pertualanganku yang paling aku suka dan sangat
dramatis. Pukul 9 kami tiba dimedan dalam keadaan bokongku tidak berasa apa-apa
lagi alias kebas namun aku bahagia atas nikmatnya pertualangan itu. Terima
kasih sayang tidak percuma orang tuanya memberikan dia nama Adi Guna Pangestu, orang
yang pintar dan bermanfaat bagi orang lain.