Rabu, 10 Februari 2016

Pertemuan

Kala sore senja bersemayam di upuk barat yang mengulitakan matahari di balik gumpalan awan hitam. Rintik hujan di luar jendela menemani sejarah tulisan cinta yang sederhana ini dengan segala ke agungan dari Sang Maha Cinta. Sebuah cerita cinta sederhana dalam balutan emosional perasaan, kecemburuan dan keterbukaan berbaur menjadi kisah yang bermakna untuk kami berdua . Ini kisah tentang pertemuan dua anak adam antara aku (Adi) dan kekasihku kini (Puspa). 

Di pagi yang cerah di saat itu aku bermalas-malasan bangun dari tidurku yang lelap sebab kesibukanku bukan seperti orang pada umumnya yang harus bangun pagi mengejar angkutan kota untuk pergi kerja. Aku adalah seorang yang baru saja sarjana lulusan dari sebuah Universitas Negeri di Medan dan sampai saat itu jua belum mendapatkan pekerjaan, ya alias nganggur. Tak ada yang mampu aku lakukan saat itu kecuali berselancar di dunia maya, ngubek-ngubek social media, ya meskipun terkadang aku browsing kerjaan via internet serta yaa.. mengahabiskan waktu di depan laptop dan hang out sesuka hati bersama teman-temanku. Ya walaupun kusadari kegiatan sehari-hariku ini hanya membuang-buang waktu dan teanga tanpa menghasilkan manfaat untuk diriku pribadi dan orang lain namun mau gimana lagi, pada saat itu hanya itu yang bisa aku lakukan, pikir otakku.

Beranjak dari sebuah perubahan dalam pikiran ku berpikir bahwa hidup takkan mungkin hidupku seperti itu terus. Aku juga harus berbuat sesuatu untuk diriku, keluarga dan orang lain sehingga aku dapat beramal untuk orang lain dengan membawa title sarjana pendidikan di belakang namaku. Pemikiran inilah yang membawaku untuk mencoba melamar ke sebuah lemabaga pendidikan di Medan yaitu sekolah SMP.Nurul Hadina, 

Awalnya, lamaran ini karna desakan temanku (Iqbal) yang menurutkan dia begitu antusias untuk melamar di sekolah itu. Dia yang lebih paham akan aktivitas keakademikan sekolah itu sebab ia sempat mengajar dan jadi guru pengganti di sekolah SD yang satu manajemen atau bisa di katakan satu yayasan dengan SMP tersebut. Namun ia harus memutuskan berhenti dari sekolah itu di karena ia sedang mengurus sidang skripsinya saat itu dan kini ia mengajak diriku untuk melamar ke sekolah SMP tersebut. 

Tepat hari Rabu, Tanggal 8 Juli 2015, aku dan iqbal mencoba memberanikan diri melamar di SMP tersebut. Sebenarnya aku malas berkecimpung di dunia pendidikan yang menurutku itu bukan passionku dan jalan yang ku mau namun dalam pikiranku mau tidak mau harus kuberanikan diriku untuk terjun di dunia pendidikan, yaa..hitung-hitung daripada jadi manusia yang tidak bisa bermanfaat orang lain serta desakan orang tua yang ingin sekali melihatku bekerja setelah lulus sarjana, suka tidak suka dan mau tidak mau harus ku perbuat demi sebuah perubahan dalam hidupku,

Ditemani kemeja biru, celana hitam dan sepatu hitam yang kilat dengan tampilan yang berbeda dari hari-hariku yang biasa mengenakan celana ponggol.dan kaos saja, Maklumlah fashion bagiku tidak begitu penting bagi diriku yang super simple. Kupacu motorku dengan dengan kecepatan di bawah rata-rata agar pakaian yang kukenakan saat itu tidak begitu lecek terkena polusi dari kendaraan lain. Pikirku hari itu hanya mengantarkan lamaran ini saja lalu setelah itu aku pergi hang out lagi dengan teman-temanku.

Tidak sampai disitu saja, sebelum aku pergi melamar pekerjaan ke SMP itu, aku mampir ke rumah Iqbal temanku yang mau mengajakku menghantar lamaran ke SMP tersebut. Beranjak dari rumah si Iqbal kami pun berangkat ke sekolah SMP yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah si Iqbal yang berada di Patumbak, sekiranya dari rumahku ya jaraknya lumayan juga sih.

Kesan pertamaku ketika melihat sekolah itu biasa saja sebab dari awal sebelum kesekolah itu aku dan Iqbal sudah berkeliling di sekitar sekolah itu atau mungkin bisa di bilang baca situasi tapi bukan berniat untuk mencuri lho!!!!. Sekolah yang bernuasa hijau-hijau di tumbuhi oleh taman dan pepohonan yang tertata rapi membuat paradigmaku cukup nyaman kerja disini.

Setibanya di parkiran motor, kami berdua turun dari kendaraan lalu menuju kantor kepala sekolah. Sebenarnya saat itu perasaanku sedang bercampur aduk anatara was-was dan excited karna belum pernah kerja di dunia pendidikan karna momok dunia pendidikan itu tak ada bagusnya, apalagi sistem didalamnya. Aku bisa berasumsi seperti ini karna aku kuliah di jurusan pendidikan sehingga yang ku alami dan ku pelajari semakin dalam dunia pendidikan yang ku dapatin sistemnya, orang-orang didalamnya jauh di bawah persepsiku tentang pendidikan yang sebenarnya di dunia kerja.

Cerita punya cerita, saat depan kantor di sekolah itu tak ada seorang pun yang menyambut misalnya Kepala Sekolahnya atau siapapun, Tak lama berselang hitungan detik, lalu seorang wanita menghampiri kami ia seorang guru di sekolah itu sepenglihatan kedua mataku. ternyata bener saja ia yang menerima lamaran itu dan sedikit mengobrol dengan kami berdua namun saat itu temankku Iqbal yang antusia menanggapi pertanyaan yang ia lontarkan dan aku hanya cuek-cuek saja. Kemudian, gadis itu melontarkan pertanyaan pada giliranku dan aku menjawabnya dengan nada yang menyombong. yang ku ingat saat itu!
"Bisa komputer?", tanya gadis itu padaku.
Aku menimpalkan dengan nada yang meninggi saat itu dan lalu ku ujarkan, "Bisa". dan hany sepatah kata itu yang aku berikan.
Selanjutnya, ia membalas pernyataanku kembali, "Berarti bisa jadi TU (Tata Usaha)". Dan aku lagi-lagi menimpalnya dengan kata "Bisa", ujarku padanya. Lalu gadis itu megatakan, "Ya udah, tungga aja kabar berikutnya nanti lamaran saya kasih ke kepala sekolah".
Lalu temanku Iqbal menanggapi pernyataan gadis itu dengan mengatakan,"Iya". dan kami beranjak meninggalkan kantor dan sekolah itu. 
Tak ada kesan yang istimewa yang mampu aku bagikan dengan orang lain dan diam menjadi pilihanku sebab dalam pikiranku aku sudah selesai menghantar lamaran kesekolah itu. Aku juga tak pernah tahu jika gadis itu yang akan kucinta hingga detik ini dimana aku menulis catatan cintaku untuknya dalam sebuah pertemuan dalam lembar awal dari kisah ini. Gadis yang berparas cantik kearab-arabpan dengan binar bola mata yang coklat, hidung mancung, berbibir tipis dan memiliki postur badan yang cukup tinggi dibandingkan dengan gadis oriental Indonesia kebanyakan. Sebuah kisah pertemuanku dengan gadis yang aku cintai sekarang. Puspa panggilannya.
 
Catatan Cinta Blogger Template by Ipietoon Blogger Template